Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu
yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk
manusia) dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan,
pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai
azas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk
mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Azas
didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara
umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala
(fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu
penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga
diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada pula azas yang hanya
diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena azas ini hanya merupakan
penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi
tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan.
Adapun asas-asas lingkungan tersebut
adalah sebagai berikut:
Ø ASAS
1
Menyatakan bahwa semua energi yang
memasuki sebuah organisme, populasi, atau ekosistem yang dianggap sebagai
energi tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, serta tidak dapat hilang, dihancurkan, maupun diciptakan.
Ø ASAS
2
Menyatakan bahwa tidak ada sistem
perubahan energi sangat efisien. Misalnya pada Hukum Termodinamika II yaitu
“Semua sistem biologi kurang efisien, kecenderungan umum, energi berdegradasi
ke dalam bentuk panas yang tidak balik dan beradiasi menuju angkasa.”
Ø ASAS
3
Menyatakan bahwa materi, energi, ruang,
waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk pada sumber alam.
Ø ASAS
4
Menyatakan bahwa semua kategori sumber
alam, jika pengadaannya telah maksimal, pengaruh unit kenaikannya sering
menurun dengan penambahan sumber alam sampai ke tingkat maksimum.
Ø ASAS
5
Menyatakan bahwa terdapat dua jenis
sumber alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan,
dan tidak mempunyai daya rangsang penggunaan.
Ø ASAS
6
Menyatakan bahwa Individu dan spesies
yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung akan
berhasil mengalahkan saingannya tersebut.
Ø ASAS
7
Menyatakan bahwa kemantapan pada
keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah
diramal.
Ø ASAS
8
Menyatakan bahwa sebuah habitat dapat
jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson. Hal tersebut bergantung kepada
bagaimana nicia dalam lingkungan hidup dapat memisahkan takson.
Ø ASAS
9
Menyatakan bahwa keanekaragaman
komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya. Terdapat
hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi.
Ø ASAS
10
Menyatakan bahwa lingkungan yang stabil
perbandingan antara biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik
mencapai sebuah asimtot. Sistem biologi menjalani evoluasi yang mengarah pada
peningkatan efisiensi penggunaan energi pada lingkungan fisik yang stabil.
Ø ASAS
11
Menyatakan bahwa sistem yang telah
mantap mengeksploitasi sistem yang belum mantap. Contohnya seperti pada hama
tikus, serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian dilahan
transmigran.
Ø ASAS
12
Menyatakan bahwa kesempurnaan adaptasi
suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya pada keadaan
lingkungan.
Ø ASAS
13
Menyatakan bahwa ingkungan yang secara
fisik telah mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi
pada ekosistem yang mantap, serta kemudian dapat menggalakkan kemantapan
populasi lebih jauh.
Ø ASAS
14
Menyatakan bahwa derajat pola keteraturan
naik-turunnya populasi tergantung kepada jumlah keturunan dalam sejarah
populasi sebelumnya yang akan mempengaruhi populasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar