Apathy adalah istilah
psikologikal untuk keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana seseorang tidak
tanggap atau “cuek” terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik.
Kemudian kita dapat artikan bahwa apatisme adalah hilangnya rasa simpati
masyarakat terhadap lingkungannya. Padahal masyarakat pada hakekatnya adalah
sebuah kesatuan yang saling berikatan atau berketergantungan.
Orang di kota besar pada umumnya dapat mandiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Hal yang penting disini adalah manusia perseorangan
atau individu. Sangat berbeda dengan kehidupan di desa. Di desa kita masih bisa
melihat orang lain saling bekerjasama untuk kehidupan kesejahteraan mereka
dengan orang lain, saling tolong menolong, peduli dengan lingkungan sekitarnya.
Bagi kelompok masyarakat kota yang masuk
ke tingkat apatis, ada kemungkinan mereka adalah kelompok borjuis, kelompok
mapan dan pemilik modal (walaupun tidak dipungkiri juga didominasi masyarakat
kelas bawah dalam bidang tertentu). Masyarakat pada kelompok ini memiliki dana
yang banyak jumlahnya, sehingga mampu membiayai segalanya dan membayar biaya
apapun terhadap perubahan yang terjadi. Sehingga masyarakat pada kelompok ini
tidak merasakan perubahan situasi, kondisi dan dampak yang timbul dari kejadian
yang terjadi di masyarakat luas. Karena tidak adanya penderitaan yang seolah
dialami, sehingga kepekaan tidak muncul dalam hati mereka yang kemudian
memunculkan sikap tidak peduli. Masyarakat kota besar khususnya dan masyarakat
Indonesia secara umum, sudah terbentuk dari kehidupan modern yang mementingkan
karir. sehingga mereka hanya sibuk dengan urusan-urusan privat mereka terkait
dengan akumulasi kekayaan, maupun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar mereka.
Dalam hal seperti ini hendaklah kita menghilangkan rasa apatis kepada sesama. Peka terhadap lingkungan sekitar sehingga kita tidak acuh tak acuh kepada lingkungan sekitar, sesama masyarakat ataupun yang lainnya. Karna pada dasarnya manusia adalah makhluk social yang saling membutuhkan dan saling berketergantungan. Maka sikap apatisme harus dihilangka. Belajar bersikap peduli terlebih dahulu dengan lingkungan terkecil dan terdekat seperti hanya keluarga, lingkungan, masyarakat luas, negara dan sebagainya.
Dalam hal seperti ini hendaklah kita menghilangkan rasa apatis kepada sesama. Peka terhadap lingkungan sekitar sehingga kita tidak acuh tak acuh kepada lingkungan sekitar, sesama masyarakat ataupun yang lainnya. Karna pada dasarnya manusia adalah makhluk social yang saling membutuhkan dan saling berketergantungan. Maka sikap apatisme harus dihilangka. Belajar bersikap peduli terlebih dahulu dengan lingkungan terkecil dan terdekat seperti hanya keluarga, lingkungan, masyarakat luas, negara dan sebagainya.